Wednesday, December 19, 2012

Happy Birthday to Yuy

Tepat pada hari ini, di zaman dahulu kala sekitar pertengahan tahun 80an, lahirlah seorang bayi berjenis kelamin perempuan di salah satu sudut muka bumi...

Entah bagaimana keadaannya saat itu. Entah pula apa yang terjadi dengannya selama dua puluh tahun lebih ia habiskan semasa hidupnya. Yang saya tahu adalah, di sebuah hari Sabtu yang cerah tanggal 12 Maret 2011, ia telah menjelma menjadi seorang gadis yang masih belum dipertemukan Tuhan dengan jodohnya. Dan pada hari itu takdir mempertemukan saya dengannya di antara kumpulan orang-orang asing lain yang tengah khusyuk ber-Piknik Asik di Kebun Raya Bogor. Dia adalah Sari Nurulita, yang kemudian lebih akrab disapa Uyuy.


Selain Uyuy, di hari yang bersejarah itu, saya yang saat itu datang bersama Galih juga bertemu dengan sesama makhluk kota Hujan lainnya yaitu Ikra, Selvie dan Adis. Yang mana pada minggu-minggu selanjutnya mereka menjadi teman berkumpul dengan karaoke sebagai menu wajib.
Kira-kira dua minggu kemudian, saya bertemu lagi dengan Adis dan Uyuy dalam rangka menghadiri acara launching buku di salah satu mall kawasan Pejaten. Sepulang dari sana, berkumpullah kami di salah satu tempat makan daerah Tanah Baru dengan bertambahnya satu personil yaitu Galih. Maka Eco Raos pun menjadi saksi untuk pertama kalinya saya mendengar kisah cinta mengalir deras dari mulut seorang Uyuy. Dan dari situ saya menyimpulkan bahwa Uyuy adalah tipe orang yang tidak sungkan berbagi cerita bahkan untuk hal yang cukup pribadi sekalipun dengan orang yang baru ia kenal. Saat itu, saya hanya turut menyimak sambil sesekali mengomentari ceritanya.


Esoknya, saya bertemu lagi dengan Galih, Uyuy dan Ikra untuk melakukan perjalanan menuju Piknik Asik berikutnya di Monas. Dan saya lupa apakah hari itu Uyuy masih berkoar-koar tentang kisah cintanya yang membingungkan seperti kemarin atau tidak. Tapi sepertinya iya. Karena pada pertemuan kami selanjutnya menuju Burgani, ia masih menceritakan hal yang sama. Maka saya pun mulai membeberkan sedikit demi sedikit kisah saya sambil menimpali ceritanya. Dan sejak saat itu, bisa dibilang hampir setiap hari Uyuy curhat via Blackberry Messenger a.k.a BBM. Lambat laun ia mulai menjadi sahabat baru saya. Manusia terjujur yang pernah saya kenal.
Uyuy sangat hobi beredar alias sangat tidak betah tinggal di rumah. Ia sering mengajak saya duduk-duduk cantik sembari wifi-an di cafe. Kedai Telapak dan Dunkin' Donuts pinggiran jalan Pajajaran adalah favorit kami. Jika tidak membutuhkan koneksi internet, kedai-kedai bernuansa nyaman di Bogor-lah yang akan kami singgahi. Atau bila bosan berputar-putar di pusat kota, saya dan Uyuy akan ke pinggir sedikit menikmati alam Puncak yang selalu menyenangkan. Ah, bahkan liburan Natal tahun lalu pun kami melewatinya di Puncak Pass. Kadang Uyuy juga main ke rumah saya yang dia bilang berada di gunung saking jauhnya. Bermain dengan dua keponakan saya, Raya dan Mutia, menikmati oncom goreng buatan ibu yang jadi kesukaannya, atau mengotori kamar saya dengan tangisannya tatkala ia patah hati.


Dan sekarang, hampir satu tahun sudah Uyuy kembali menetap di ibukota demi mencari segenggam berlian, atau mungkin sebongkah Jerman? Sedikit merindukannya memang, walaupun kami masih sesekali bertemu saat ia tidak sedang bersama pacarnya di malam Minggu (psst sekarang Uyuy udah punya pacar!). Tapi apapun itu, saya selalu berharap yang terbaik buat Uyuy serta menginginkan kegalauan perlahan sirna dari hidupnya. Dan hari ini, hari di mana ia kembali mengulang usianya yang semakin berkurang, tidak ada doa yang lebih ingin saya panjatkan selain "semoga Sari Nurulita lekas bertemu dengan pemilik tulang rusuk yang sesungguhnya dan segera diikatkan dalam jalinan pernikahan yang sah, ya Tuhan...".

Selamat ulang tahun, kak Uyuy! :) :*

Tuesday, December 18, 2012

Bedah Buku Curahan Hati

Kira-kira ada ngga ya yang setelah nonton Ada Apa Dengan Cinta? jadi punya BUKU CURHAT sama sahabat layaknya Cinta and the genk? Ada. Saya dan Astra salah duanya.

Maka di suatu hari yang cerah, kami berjanji untuk bertemu sambil membawa benda tersebut setelah terakhir kali membacanya sambil cekikikan bersama di kostan saya di Jakarta. Demi mendapat suasana nyaman tentram loh jinawi, terpilihlah toko donat plus kopi bernuansa coklat di sebuah pusat perbelanjaan yang agak sepi di kota Bogor.


Dan siang itupun kami kembali ke masa-masa di tahun 2002 hingga 2004 silam...

Seperti yang ditulis oleh Astra dalam Tumblr-nya, kami bersahabat dari kelas 1 SMA karena dipersatukan oleh... SHEILA ON 7. Dan selama hampir tiga tahun itu persahabatan kami nyaris tak pernah pudar karena setiap hari selalu menyempatkan bertemu untuk menyerahkan sebuah buku bersampul lucu yang diisi secara bergantian. Itulah buku curhat saya dan Astra. Biasa dibeli dari hasil perburuan di Gramedia atau toko ABC di Surya Kencana.
Selain Astra, saya juga pernah punya buku curhat bareng genk sedari SMP dan juga kuliah. Tapi tidak ada yang mengalahkan rekor keawetan dan jumlah buku curhat yang ditulis oleh saya dan Astra. Yes, kami punya EMPAT buku! Empat buku yang isinya curhatan semua.


Oke, sebenarnya ngga melulu curhat tentang kehidupan sehari-hari, keluarga, sekolah, atau juga gebetan. Isi buku-buku ini kebanyakan bercerita tentang band asal Jogja yang tadi saya sebutkan, terutama gitaris dan vokalisnya. Tentang Astra yang ngefans habis-habisan sama Eross dan saya yang tergila-gila pada Duta. Mulai dari lagu-lagu SO7, foto-foto mereka, ucapan selamat saat mereka ulang tahun, lalu kami yang daftar menjadi anggota SheilaGank, sampai tentang konser SO7 yang kami tonton semuanya ada di sini. Ada juga selipan tiket bioskop, pamflet acara sekolah, foto box, puisinya Astra, serta lembaran-lembaran kertas obrolan kami saat bosan di tempat les. Dan ternyata buku ini pun jadi saksi bisu ketika pertama kalinya saya suka sama Ariel xD


Ada tawa, haru, rindu, surprise, sampai geli sendiri saat membaca keempat buku tersebut. Kenangan demi kenangan muncul satu persatu hingga mengingatkan kembali hal-hal yang telah terlupakan setelah saya beranjak meninggalkan masa SMA. Dan saya sadar kalau buku-buku tersebut bukan sekadar buku curhat, melainkan harta yang selalu mengikat erat tali persahabatan saya dan Astra. Karena seberapa jauh dan lamanya kami berpisah, suatu saat akan kembali bertemu untuk membedah buku seperti yang kami lakukan hari itu. Menertawakan kebodohan demi kebodohan yang pernah terjadi di masa SMA dulu. Terpujilah orang yang menciptakan diary dan pencetus ide buku curhat dalam film AADC?

Maka waktu yang hanya beberapa jam saat itupun sebenarnya tidak cukup bagi kami untuk membaca kembali semua cerita yang telah tertulis. Namun karena khawatir akan diusir dari Jco setelah kelamaan duduk di sana, kamipun melangkah keluar dan menuju lantai atas untuk melakukan ritual selanjutnya: FOTO BOX!


Monday, December 17, 2012

Galaxy, Bioskop Sejuta Cerita!


Ini adalah Galaxy, sebuah bioskop di kota Bogor yang pernah sangat jaya pada masanya. Dulu, Galaxy adalah satu-satunya bioskop di Bogor. Ralat, sebenarnya ada satu lagi yaitu Dewi Sartika 21. Tapi konon, tempatnya ada di Pasar Anyar dan dekat dengan tumpukan sampah atau semacamnya. Sampai Dewi Sartika tutup usia, saya tidak pernah menginjakkan kaki ke sana. Dan, oh, sebenarnya ada lagi bioskop-bioskop lainnya yang sering saya lihat! Yaitu bioskop Tajur (sekarang showroom mobil), Ramayana (sekarang disulap jadi Bogor Trade Mall a.k.a BTM), dan satu lagi di daerah Merdeka yang saya lupa namanya karena jarang terlewati. Tapi sepertinya mereka spesialis film-film 'syur' yang mana judul-judul di posternya selalu membuat saya ingin tertawa. Maka tetap Galaxy-lah bioskop satu-satunya buat saya saat itu. Dan mungkin untuk banyak orang lainnya.
Film yang pertama kali saya tonton di Galaxy adalah Air Bud. Diajak Mita (apa? Mita lagi?! sepertinya kapan-kapan saya harus menulis postingan khusus tentang Mita) dan saudara-saudaranya yang sedang berlibur Lebaran. Kalau tidak salah saat itu saya kelas 6 SD dan samar-samar saya masih ingat baju yang saya pakai saat itu, semacam terusan selutut dengan motif bunga-bunga berwarna pink. Baju lebaran :3. Dan saya merasa sangat senang sekali pada hari itu karena punya pengalaman baru yaitu nonton di bioskop! Bahkan langit pun sepertinya turut bahagia karena sepulang dari sana saya melihat pelangi dari atas jembatan dekat rumah. Hey, ingatan saya lumayan kan?


Sejak saat itu, setiap lewat Galaxy, saya selalu refleks menoleh ke arah deretan poster-poster ini, memperhatikan film-film apa saja yang sedang diputar. Wajah Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet dengan kapal besarnya adalah yang terlama bertahan di sana. Tahun-tahun selanjutnya, kelima kotak tempat poster di sana sempat terisi penuh, yang artinya adalah seluruh studio di dalam Galaxy diberdayakan untuk memutar film. Sedangkan tempat-tempat poster nun jauh di seberang dan belakang gedung digunakan untuk film-film yang akan datang. Itulah masa keemasan Galaxy!


Masa kejayaan Galaxy juga pernah ditandai dengan membludaknya antrean di depan loket ini. Selain pernah beralih ke Dinosaur dari Petualangan Sherina gara-gara kehabisan tiket saat nonton bareng keluarga, saya dan teman-teman pernah gantian berdiri 15 menit sekali di tempat ini dari sejak loket belum dibuka demi menonton film yang sedang hits-hitsnya saat itu: Ada Apa Dengan Cinta?. Dan saya masih ingat lagu yang terputar di walkman kala mengantre: Linkin Park - My December :')

Baiklah kembali ke masa kini. Sekarang saya akan mengajak nostalgia kepada warga Bogor atau siapapun yang dulu pernah atau sering nonton di Galaxy:
Deretan film hari ini.
Selamat datang di Studio 2 :)
Film-film segera dan yang akan datang.
Dulu lorong ini nyaris tak pernah sepi.
Studio 3 dengan sofanya yang khas.
Mau duduk di mana?
Kenapa tidak ada foto pojok penjualan makanan dengan pop corn-nya yang menjadi menu wajib saya saat menonton? Karena sekarang bagian tersebut sudah bertukar tempat dengan sofa di samping pintu menuju lorong dekat dengan toilet wanita. Mungkin agar letaknya lebih ke tengah, tidak terlalu ujung seperti sebelumnya, karena sekarang di lantai bawah (studio 3) sudah tidak ada penjual makanan :|

Yep, its sounds like Galaxy is going to collapse.Itulah salah satu alasan kenapa akhir-akhir ini saya kembali memilih nonton di sana ketimbang Ekalokasari 21, Botani Square XXI, atau BTM 21. Berharap dengan kembali menjadi pengunjung setia akan menambah sedikit pemasukan dan mengembalikan rasa percaya diri pengelola bioskop ini agar tidak gulung tikar. Dan berikut beberapa alasan lainnya:
  • Murah meriah. Saya lupa berapa persisnya harga tiket paling mahal yang pernah dipatok Galaxy. Yang pasti setelah kemunculan bioskop-bioskop baru tersebut dan Galaxy jadi sepi pengunjung, harga tiketnya selalu lebih rendah dibanding 21 yang termurah. Sepengetahuan saya, setelah masa kejayaannya berlalu, Galaxy menurunkan tiketnya menjadi 10000 di mana saat itu tiket 21 dijual 15000. Sekarang, begitu harga tiket 21 naik, Galaxy pun kembali menaikkan harga menjadi 15000 dan 20000 saat weekend.
  • Terhindar dari godaan tempat perbelanjaan yang terkutuk. Seperti pernah dikatakan Hanung Bramantyo dalam twitnya, nonton di tempat seperti Galaxy akan terhindar dari rasa cemas akan keinginan mampir ke department store, food court, atau tempat-tempat penguras dompet lain yang ada di mall layaknya bioskop jaman sekarang.
  • Napak tilas (baca: nostalgia a.k.a mengenang masa lalu). Sebagai penggemar masa lalu, berada di tempat dengan sejuta cerita seperti Galaxy adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Perkara kipas-kipas saat nonton karena ac mati atau kaget karena teman di sebelah tidak kelihatan saking gelapnya sih bukan masalah :))
Harapan agar Galaxy bisa kembali ramai seperti masa keemasannya dulu mungkin terlalu berlebihan. Tapi semoga saja tempat bersejarah ini tetap bisa bertahan sambil terus meningkatkan kualitasnya di antara bioskop-bioskop modern lain yang ada di kota Bogor dan akan tetap menjadi Galaxy sampai kapanpun. Hidup Galaxy! Hidup kenangan!! Hidup masa lalu!!!

Tebak saya dan siapa nonton apa?

*klik di sini untuk mengecek jadwal film di Galaxy ;D

Wednesday, August 29, 2012

Sayap-Sayap Api

Buat yang mengikuti saya di twitter mungkin sempat membaca beberapa twit saya yang membicarakan makanan bernama Fire Wings. Ada apa sih dengan makanan itu? Tenang, saya bukan buzzer yang sedang promosi kok -ya iyalah mana mungkin-. Begini ceritanya:
Suatu hari di bulan puasa, saya dan Astra berencana untuk buka bersama. Maka terpilihlah Richeese Factory, tempat makan yang baru saja buka di Ekalokasari. Pada awalnya saat melewati tempat itu, kami sedikit kurang tertarik dan hampir mengurungkan niat karena ternyata tampak seperti resto-resto junk food lainnya semacam McD atau KFC. Namun saat melihat penampakan saus berwarna kuning di gambar-gambar yang berjejer di atas kepala para kasir, sebagai penggemar keju kami memutuskan untuk masuk.
Ada satu menu yang menarik perhatian saya, tertulis di brosur promo namanya adalah Fire Wings, sayap ayam dengan tingkat kepedasan mulai dari 1-5. Dan sebagai penyuka pedas, tentu saja saya tertantang untuk mencoba level 5 yaitu tingkat Ultimate. Sayapun bertanya pada mbak-mbak kasir:

Saya: Fire Wings level 5 pedes ngga, mba?
Mbak-mbak kasir: Saaaaangat pedas!
Saya: Masa sih :D
Mbak-mbak kasir: Mau coba? Daripada penasaran >:)

Dan saya pun tergoda bujuk rayu sang mbak-mbak kasir hingga akhirnya memesan menu tersebut. Berikut penampakannya:


Bau cabai menyeruak begitu makanan tersebut saya letakkan di atas meja. Di sebelah saya, Astra yang hanya memesan level 1 melihatnya sambil meringis. Dan ketika saya mencobanya:
Suapan pertama: pedes.
Suapan kedua: oke ini pedes banget.
Suapan ketiga: Winny mata lu merah! *suara Astra*

Akhirnya saya mengakui kalau INI ADALAH MAKANAN PALING AMAT SANGAT SUPER PEDAS YANG PERNAH MASUK KE MULUT SAYA. Melebihi keripik setan Maicih level 10 ataupun sambal Echo Raos. Hidung saya mulai berair, mata semakin merah layaknya orang yang baru menangis karna patah hati, dan lama-lama saya merasakan seolah ada rambut-rambut halus yang muncul di pipi, seperti terstrum. Tapi karena pantang bagi saya untuk tidak menghabiskan makanan, maka empat potongan ayam yang menyiksa lidah tersebut pun saya lahap sambil menghabiskan berlembar-lembar tisu. 
Di akhir suapan, untuk menghibur diri sayapun memesan Strawberry Cheese Cake yang ternyata walaupun ukurannya mini sekali tapi rasanya enakkk! Ah, cheese cake memang nggak pernah gagal, bahkan rainbow cake yang sedang hits itupun nggak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan yang satu ini :9

I (always) love Cheese Cake!
Nah, kemarin-kemarin saya sengaja mengajak Welly dan Rika ke sana untuk mencoba makanan tersebut. Penasaran, apakah buat mereka Fire Wings juga masuk kategori pedas sekali atau biasa saja. Dan ternyata hasilnya sama, mwuahahahaha! Dua-duanya bahkan menghabiskan bergelas-gelas air termasuk Pink Lava milik saya --". Pink Lava ini semacam susu Strawberry, jadi cocok untuk menetralisir rasa pedas yang ada di lidah.
Daaan ternyata lagi beberapa hari kemudian mereka kembali ke sana sambil mengajak keluarga masing-masing. Rika menjerumuskan kakaknya, dan Welly mengajak adiknya yang kemudian berniat untuk menyiksa pacarnya pula dengan makanan ini. Kalau kata Welly, selalu ada program balas dendam setiap habis makan Fire Wings xD
Ada yang mau coba juga? *evil grin*

Tuesday, August 28, 2012

Lalajo Bareng 'Parahu Keretas'


Tumpukan pesanan kue Lebaran telah mengalihkan dunia saya selama beberapa minggu kemarin. Karenanya sebelum punggung bertambah sakit dan kehidupan hanya berputar di dapur saja, seminggu sebelum hari raya saya memutuskan cuti (baca: kabur) ke Bandung selama tiga hari. Berangkat bersama Mita dan Rika yang memang akan buka puasa bersama dengan teman kampus masing-masing, saya sama sekali tidak punya tujuan selain hanya ingin refreshing dan mencari seonggok sepatu boots idaman yang konon ada di BTC.
Namun tak disangka dan tak dinyana perjalanan tersebut mengantarkan kami untuk 'bertemu' dengan Kugy dan Keenan keesokan harinya. Singkat cerita, saya mendapatkan tiket nonton bareng Perahu Kertas untuk tiga orang dari teh Ditta saat dalam perjalanan menuju Bandung. Yay! Dan perjalanan pun terasa semakin menyenangkan ;D
Maka terdamparlah kami di Cihampelas Walk a.k.a Ciwalk pada hari Sabtu, 11 Agustus 2012 pukul 09.00 pagi. Siap berlayar dengan Perahu Kertas bersama para agen Neptunus lainnya.


Sebagai salah satu penggemar novel Perahu Kertas-nya Dee, saya tahu bahwa film ini akan sangat layak tonton, apalagi berada di bawah arahan Hanung Bramantyo. Sempat membayangkan Kugy adalah semacam Sasha (Ayushita) dalam Me VS High Heels dan Keenan tentu saja seperti Rangga (Nicholas Saputra) dalam Ada Apa Dengan Cinta? -hingga akhirnya sedikit kecewa saat tau siapa saja yang akhirnya akan bermain dalam film ini-, namun ternyata setelah melihat hasilnya semua terasa pas-pas saja. Bahkan Remi yang dalam novel sama sekali tidak membuat saya simpati, di sini justru bisa bikin jatuh cinta. Padahal sebelumnya sempet pula mikir, "kenapa Reza Rahadian lagi siih" :">
Mungkin memang sebaiknya tidak usah berharap berlebihan saat akan menonton film adaptasi yang novelnya telah kita baca. Karena imajinasi kita bisa sangat jauh berbeda dengan apa yang dibayangkan sang penulis, sutradara, atau siapapun yang membacanya. Jadi, nikmati saja film Perahu Kertas tanpa harus membanding-bandingkan dengan novelnya :)

P.S. Jangan lupa pose dengan radar Neptunus-nya selesai nonton ya d(_ _)b


Friday, August 24, 2012

Sudah Halalkah Kosmetikmu?


Beberapa waktu lalu, saya mengikuti halal beauty class sekaligus seminar yang diadakan di salah satu kampus kota Bogor. Maksud hati hanya ingin belajar make-up, namun ternyata saya mendapat ilmu yang jauh lebih berharga daripada itu. 
Dalam seminar bertajuk Halal Is My Way tersebut, dipaparkan betapa pentingnya kita untuk selalu mengonsumsi segala sesuatu yang halal dan sebisa mungkin menghindari apapun yang berbau haram. Hmmm, kedengarannya gampang. Cukup menghindari makan babi, minuman keras, dan mengecek setiap makanan yang dibeli apakah ada label halalnya atau tidak. Begitu pikir saya. Tapi ternyata tidak semudah itu, terlebih saat sang pembicara memperlihatkan gambar seperti ini:

sumber: www.halalmui.org

Astagfirullah, ternyata dari seekor hewan bernama babi bisa menghasilkan banyak produk turunan yang sering kita jumpai sehari-sehari. Dan itu bukan hanya makanan! Es krim, marshmallow, permen, roti, sosis, keju, mungkin sudah tidak aneh kalau beberapa makanan memang bisa saja mengandung hewan yang diharamkan bagi umat Islam tersebut. Tapi bagaimana dengan sikat gigi, ikat pinggang, sepatu, dan kosmetik yang juga ternyata bisa saja mengandung zat dari babi? Dan... Tunggu, ternyata bukan hanya babi, tapi bagian tubuh manusia seperti plasenta juga bisa dimanfaatkan untuk dibuat menjadi benda-benda tertentu termasuk kosmetik??
Saya langsung 'pusing' seketika, mengingat benda-benda yang saya pakai selama ini terutama kosmetik. Dari mana saya tahu kalau kosmetik yang saya gunakan sudah halal? Bagaimana kalau ternyata selama ini saya sudah banyak memakai benda-benda yang terdapat zat haram di dalamnya? Bukannya apa-apa, tapi telah banyak hadits yang mengemukakan bahwa akibat dari mengonsumsi barang haram sendiri sungguh sangat mengerikan, yaitu:
  1. Tidak diterimanya amalan
  2. Tidak terkabulnya doa
  3. Mengikis keimanan pelakunya
  4. Mencampakkan pelakunya ke neraka
  5. Mengeraskan hati
  6. Hajinya tertolak
  7. Sedekahnya ditolak
  8. Shalatnya tidak diterima
  9. Silaturahminya sia-sia

Naudzubillahimindzalik, maka sisa seminar hari itupun saya lewati dengan istighfar. Dan saat beauty class yang disponsori oleh Wardah Cosmetic pun tiba, saya bertekad untuk mencari aman dengan menggunakan kosmetik yang sudah jelas memiliki sertifikasi halal seperti Wardah. 
Maka sejak saat itu, sesampainya di rumah saya langsung menyortir peralatan kosmetik yang saya miliki. Mencari tahu mana yang memiliki label halal, dan tanpa ragu membuang yang tidak atau belum memilikinya. Dan alhamdulillah hingga sekarang saya sudah terbiasa menggunakan kosmetik halal yang untuk produknya sendiri saya percayakan pada Wardah. Bukan hanya semata-mata halal, tapi ternyata Wardah memang cocok untuk kulit saya karena tidak menimbulkan efek samping seperti iritasi atau semacamnya. 
Cantik mungkin merupakan dambaan setiap wanita. Tapi jangan sampai juga pada akhirnya kecantikan justru membawa kita pada kesengsaraan. Yuk, sebelum terlambat kita cek lagi peralatan kecantikan yang terpampang di meja rias. Sudah halalkah kosmetikmu? :)

                                       

Tuesday, July 31, 2012

Seru-Seruan di Kalibaru

Ini adalah pengalaman pertama saya bermain arung jeram alias rafting. Selain belum pernah ada kesempatan yang manis, saya juga masih agak-agak takut karena merasa ga bisa berenang. Iya, saya GA-BI-SA-BE-RE-NANG. Padahal kalau dipikir-pikir, ga harus bisa berenang juga kali, orang pake pelampung.
Akhirnya kesempatan itu pun datang. Dan walaupun (masih) belum bisa berenang, saya menerima ajakan rekan Ucu untuk berarung jeram di Kalibaru, Sukaraja, Bogor.
Kami berangkat usai zuhur dan tiba di basecamp Kalibaru Rafting menjelang ashar. Tampak kesorean untuk menyusuri sungai yang belum pernah saya jamah sebelumnya. Tapi kalau bukan sekarang, kapan lagi? Begitu pikir saya. Dan saya pun memutuskan untuk tetap 'turun' setelah percakapan berikut ini:

Ucu: Lo yakin mau pake baju itu?
Saya: *memandang kaos, jaket, celana jeans, dan sepatu kets yang saya kenakan* Iya, kenapa gitu?
Ucu: Ngga, gue takut nanti pergerakan lo terhambat aja. Mau pake baju gue ga?

Ternyata saya saltum sodara-sodara.

Akhirnya saya memilih cari aman dengan mengganti baju dengan kaos berukuran besar itu. Dan begitu keluar dari ruang ganti, "lo pake sendal ini aja ya," kata Ucu sambil menunjuk sepasang sendal yang entah milik siapa.

Dan ternyata saya juga salah pake alas kaki sodara-sodara.

Ucu: Lo ga bawa kerudung yang langsung pake gitu ya?
Saya: Emang kenapa? Salah juga ya?
Ucu: Hehe, ngeri aja sih, itu ada penitinya kan?

Jadi ternyata hari itu yang saya pake salah semua sodara-sodara. 
Termasuk celana yang harusnya sih memakai bahan yang nyaman ketimbang jeans karena bakalan berat kalau kena air. Noted!

Dan setelah segenap kesalahan kostum yang saya lakukan itu. Kami pun meluncur beramai-ramai menuju pos pemberangkatan di hulu sungai. Sepanjang perjalanan terlihat sungai yang akan kami arungi nanti. Agak-agak ngeri juga saat melihat ada beberapa dam alias bendungan yang (menurut saya) lumayan curam untuk dilewati. Kalau ga malu-malu amat rasanya pengen batal ikut dan menunggu di pinggir sungai sambil dadah-dadah aja ke mereka.
Sesampainya di pos, pelampung dan dayung pun dibagikan. Setelah mendapat wejangan tentang cara-cara rafting yang baik dan benar, kamipun berdoa dan langsung turun ke sungai. Tentu saya khusus untuk saya disertai rasa deg-degan yang teramat sangat. Dan setelah naik ke perahu bersama Ucu, Fina, dan Bobby, kamipun meluncur. Bismillah...

Jeram pertama. Oke.
Jeram kedua. Asik, ga serem-serem amat ternyata.
Jeram ketiga. SERUUU!

Dan sayapun mulai menikmati permainan adrenalin yang ternyata ga seseram yang saya bayangkan ini. Meskipun sempat super deg-degan juga saat akan melewati bendungan-bendungan itu, hehee...
Akhirnya waktu satu setengah jam saya habiskan di sungai yang tidak terlalu lebar tersebut dengan mendayung, merunduk saat ada dahan/ranting yang melintang, kayang (oke, saya lupa namanya apa, yang jelas ini dilakukan saat akan melewati bendungan :))), jerit-jeritan, basah-basahan, dan berakhir dengan pucat pasi gara-gara perahu yang sengaja diterbalikkan saat mencapai garis finish x_x

Yang pasti kesimpulannya adalah: RAFTING ITU MENYENANGKAN!
Dan kalau penasaran sama Kalibaru Rafting yang saya ceritakan ini, langsung saja kontak bapak Ucu di http://bogoradventureplus.blogspot.com/ yah. Bilang aja temennya Winny, siapa tau dikasih gratis kelapa muda :p

Saturday, July 28, 2012

Mie Rebus Juara

Ngomongin makanan lagi aaah...
Kali ini mau merekomendasikan sebuah menu yang biasa saya pesan kalau sedang nongkrong *halah nongkrong* di Ngopi Doeloe. Namanya Mie Rebus Plus Plus.
Kenapa Mie Rebus Plus Plus?
Jadi, dulu, sebagai anak kuliahan, seperti biasa saya mencari menu yang harganya terjangkau (baca: murah) tapi mengenyangkan.
*Eh tapi sampe sekarang juga gitu sih*
Maka terpilihlah makanan sejuta umat ini setelah bertanya kepada pelayan, "Mie Rebus Plus Plus itu yang kayak gimana?"
Dan dia menjawab, "mie rebus biasa tapi pakai kuah Tom Yam."
Ok.
Pertama kali nyicip, yang pasti saat itu saya merasa kuahnya segar. Sudah. Tidak terlalu mengamati saking laparnya ditambah sambil mengerjakan skripsi dan tengah malam pula.
Begitu pula kesan kedua dan selanjutnya. Hanya sebatas enak.
Tapiii, terakhir kemarin ke NgopDoel dan memesan menu yang sama, kok saya baru sadar kalau mie ini rasanya enak banget ya. Super spesial karena ada banyak campuran di dalamnya.
Jadi selain kuah asam a la Tom Yam-nya, mie ini juga mengandung telur, sosis, bakso, daging ayam, jamur, sawi putih, sawi hijau a.k.a caisin, dan yang paling penting yaitu: butiran cabe rawit!
Dan semuanya numplek jadi satu hanya dengan 14.500 rupiah saja.
Agak lupa juga sih yang di tempat lain modelnya kayak gini juga apa nggak. Yang pasti kemarin saya mencobanya di cabang terbaru mereka  Jl. Rangga Malela tepat di seberang Rangga Point.
Jadi untuk para penggemar mie, boleh nih dicoba kalau kapan-kapan mampir ke Ngopi Doeloe. Jujur lebih suka ini daripada ramen-ramenan. Lebih juara. Menurut saya loh.

Wednesday, July 25, 2012

My Yummy Business =9

Setelah sekian lama sama-sama bergelut dalam dunia buat membuat kue hingga akhirnya mendambakan sebuah brand namun tak kunjung terwujud, saya dan Welly pun berkolaborasi membentuk, taraaa *drum rolls*:


Yak, pencarian nama tidaklah sulit karena ternyata kami berdua telah memikirkan satu kata yang sama yang diambil dari inisial kami berdua. Maka terbentuklah Doubleyou (bukan W&W ya --"), yang entah pada tanggal berapa, di sebuah angkot 02 jurusan Cicurug-Sukasari.
Tapi tentu saja karena berbagai keterbatasan, saat ini Doubleyou belum mendirikan sebuah toko dengan plang bulat yang terpampang manis di depannya. Jadi sementara ini kami baru menerima pesanan kue-kue mulai dari brownies kukus, brownies panggang, cupcakes, conecakes, birthday cake dan lain sebagainya. Dan berhubung sebentar lagi Lebaran, maka kami pun sedang seru-serunya mengerjakan pesanan kue kering dari teman-teman tercintah. Yay!

Some of Doubleyou's project


Baiklah saya tidak akan berlama-lama, apalagi sampai jualan di sini. Hanya ingin berbagi sedikit cerita mengenai kesibukan saya sebagai pengangguran saat ini serta mohon doanya semoga Doubleyou yummy selalu. Sampai jumpaaa *waving*

Wednesday, July 4, 2012

Sepenggal Kisah dari Masa Lalu

picturesdepot.com
Dua hari yang lalu saya mendapat mandat dari sang ibu untuk pergi ke tempat kelahiran saya di daerah Sukamaju, Cibadak, Sukabumi. Di sana saya menemui seorang wanita yang sudah saya anggap sebagai ibu sendiri karena beliaulah tangan kedua yang mengurus saya sejak lahir hingga menjelang remaja. Namanya Emah, kependekan dari nama aslinya yaitu Halimah. Bukannya tidak sopan, tapi semua orang memanggilnya begitu. Sejak saya diasuhnya dulu, Emah sudah tua. Dan sekarang usianya pasti semakin bertambah banyak. Tapi di mata saya, sosok Emah masih lincah dan cerewet seperti dulu, bahkan lebih cerewet daripada ibu saya sendiri. Begitu datang dan mencium tangan, pipi saya ditoyornya. Meskipun begitu, saya sangat bahagia masih bisa bertemu dengannya.
Setelah menceritakan maksud kedatangan saya yang diantar sepupu ke sana, kami pun mengobrol. Layaknya Tansen dalam cerita Madre yang sejarah hidupnya mendadak berubah dalam sehari, saya pun dikejutkan oleh cerita-cerita Emah yang hampir belum pernah saya dengar sebelumnya.
Emah bercerita tentang kehamilan ibu saat mengandung saya dulu. Suatu hari, salah satu teman ibu berkata pada Emah bahwa ibu terlihat gemukan dan tampak beda dari biasanya. Namanya bu Heru, dan beliau curiga bahwa ibu saya sedang mengandung. Begitu pula saat kakek saya datang berkunjung, beliau pun berpendapat sama. Namun ibu saya yang merasa tidak ada apa-apa hanya menanggapinya dengan santai *dasar ummi --"*. Sampai akhirnya Emah menyampaikan hal itu pada ayah saya, barulah beliau membawa ibu ke dokter kandungan.
Diperiksa oleh Dr. Sumedi, hasilnya adalah ibu saya sedang mengandung dan usianya sudah mencapai 6 bulan. ENAM BULAN! Dan beliau masih belum percaya karena selama beberapa bulan itu, sang bayi alias saya katanya tidak pernah bergerak sama sekali dan menunjukkan adanya kehidupan. God...
Anehnya lagi, bidan di posyandu tempat ibu saya biasa periksa pun tidak mengetahui hal tersebut. Jadilah selama enam bulan berada dalam kandungan itu saya terus dicekoki pil KB. Hiks! Dan berarti selama itu pula saya tidak pernah dielus-elus oleh tangan ibu, ayah, atau siapapun yang mengetahui bahwa, hellooo, ada aku nih di dalam! :')). Sedikit miris karena berarti saya adalah anak yang lahir tanpa direncanakan, hehe... Pantas saja beda usia saya dan kakak terdekat cukup jauh yaitu 8 tahun. Padahal ketiga kakak saya yang lain jeda usianya hanya 2 atau 3 tahunan saja.
Tapi walau bagaimanapun, saya membayangkan perasaan ibu saat itu. Bisa saja di antara keharuannya beliau juga merasa sedih dan 'bersalah' karena 'menelantarkan' saya yang berada dalam perutnya selama berbulan-bulan. Dan bukannya dijaga baik-baik tapi malah diajak lari-lari sambil main tennis, hihi. Ah, ummi, aku tidak apa-apa kok. Buktinya aku bisa lahir sendiri tanpa bantuan dokter atau dukun beranak :'). Yah begitulah kata Emah, saat ibu saya mules-mules karena kontraksi dan kemudian Emah memanggil paraji alias dukun beranak terdekat, saya keburu lahir dan ibu saya sudah duduk dengan manis saat mereka datang. *ga kebayang --"*
Dan pada akhirnya saya sangat bersyukur karena lahir tanpa kurang suatu apapun dan memiliki keluarga serta orang-orang sekitar yang memiliki rasa sayang luar biasa seperti Emah. Emah memang sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Mungkin itulah kenapa ayah saya juga dulu sering bercerita padanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan keluarga kami, termasuk tentang saya. Ada satu lagi cerita yang sangat membekas dari Emah kemarin. Menurut Emah, ayah saya pernah berkata padanya bahwa beliau berencana menguliahkan saya di Jogja. JOGJA. YOGYAKARTA!! Walaupun Emah bilang bahwa ia tidak setuju dan pada akhirnya ayah saya pun lebih dulu dipanggil oleh-Nya :'), yang saya pikirkan saat mendengar cerita itu adalah: pantesan gue cinta banget ama kota itu, ternyata bapak pun pernah menggantungkan cita-citanya di sana. Entah memang seperti itu atau saya saja yang menghubung-hubungkan, yang jelas hasrat saya untuk tinggal di sana jadi lebih besar. Kali ini dengan bertambahnya satu tujuan: kuliah S2 mungkin? :)
Bagaimanapun saya sangat senang mendengar cerita-cerita dari Emah kemarin. Dan saat ini hanya ada dua hal yang terlintas dalam hati dan pikiran saya. Yaitu betapa saya sangat sayaaang pada ibu. Dan betapa saya sangat merindukan ayah saya...

Sunday, July 1, 2012

After All These Years

Hampir lupa kapan persisnya terakhir kali menonton konser Sheila On 7, band yang vokalisnya saya puja habis-habisan sejak dulu -dan sepertinya masih- hingga sekarang. Tapi tampaknya setelah penampilan mereka dengan formasi yang masih lengkap di acara ulang tahun Gadis di Citos dulu, saya memang tidak pernah melihat live performance dari band Jogja itu lagi.
Rasa rindu pun semakin menjalar dan saya sangat menyesal karna melewatkan 16th anniversary concert mereka Mei lalu di Jogja sana. Beruntung akhirnya saya mendapat info kalau mereka akan manggung di Pekan Raya Jakarta a.k.a PRJ a.k.a Jakarta Fair tanggal 30 Juni kemarin. Maka dengan sedikit nekad dan rasa yang menggebu-gebu ingin melihat mas-ku *silakan muntah* menyanyi, saya pun berdiri di bawah langit Kemayoran di antara lautan penonton dan Sheilagank yang memenuhi pelataran panggung utama PRJ malam tadi. Bersama Ade, Adit dan Vetha.


Sayangnya area panggung sudah sangat padat begitu saya ke sana sehingga hanya bisa berdiri di bagian tengah. Gagal sudah cita-cita untuk berada di deretan dekat panggung dan bisa salaman sama Duta *plisdongWin*. Ditambah adanya beberapa penonton di depan yang badannya lebih tinggi dari saya sehingga cukup menghalangi pandangan, maka big screen ini menjadi harapan satu-satunya untuk melihat wajah Duta dengan a mat sa ngat je las :D. Aaaaaaak!

Dutaaaaaaa.......!!!!!!!

Dan semua itu tidak mengurangi kekhusyukan saya untuk mengikuti lirik demi lirik yang dibawakan, sambil sesekali memandang wajah pria yang sekarang berkumis itu dengan sumringah, loncat-loncat, teriak-teriak "Dutaaaaaaa!" dan lain sebagainya. Norak? Iya memang. Berasa jadi ABG lagi yang dulu pernah nangis gara-gara Duta nikah saking nge-fans-nya sama dia. LOL!


Rasa sesal pun akhirnya sedikit terbayar. Bisa kembali melihat Sheila On 7 dalam jarak beberapa meter di depan mata saja adalah kesenangan luar biasa tersendiri untuk saya. Apalagi Duta yang seusai manggung saya lihat ada di sebelah kanan belakang stage. Aw! *walaupun setelah foto ini diambil ada kejadian yang mengenaskan dan cukup saya, Ade dan Tuhan yang tau :')*

Terima kasih telah menghadirkan Sheila On 7, PRJ! <3

Sunday, June 24, 2012

Tentang Si Putih

Sedang merintis sebuah usaha berupa pembuatan tas berbentuk sederhana yang biasa juga disebut tote bag bersama Mita. Jadi kalau akhir-akhir ini saya sering promosi di sana sini yang berhubungan dengan benda tersebut, ya namanya juga usaha :p
Semuanya berawal dari rekan saya Mita yang katanya binangkit* dan sudah memulai bisnis tote bag ini semasa kuliah. Kalau ada yang pernah melihat saya menenteng tas putih bertuliskan "je t'aime Paris", maka itu adalah hadiah dari dia saat saya membantunya menyablon gambar, menyetrika tas dan lain sebagainya saat menginap di kost-annya dulu. Begitulah, bahkan seorang tamu pun bisa-bisanya ia perdayakan.


Singkat cerita, karena sebuah kejadian yang memalukan dan tidak perlu diceritakan, awal Juni  kemarin saya bergabung dengannya dan kami sepakat mengelola usaha ini dengan lebih serius dan menamainya WHITE BAG. Jangan tanya kenapa White Bag karena itu tercetus begitu saja saat kami brainstorming menentukan nama lalu mengalunlah sebuah lagu milik White Shoes and The Couples Company. As simple as that, kan? So thanks to WSATCC for inspiring us :D


Dan gambar di atas adalah logo dari White Bag yang berhasil dibuat setelah memakan waktu berjam-jam. Hayooo kelihatannya seperti gambar apa coba? Yak betul! Itu gambar hujan tas :)) Karna kami gadis-gadis dari kota Hujan akan menghujani kalian dengan tas-tas buatan kami. *halah*
Bagi yang ingin bertandang ke blog White Bag, silakan kunjungi mywhitebag.blogspot.com. Dan yang mau pesan bisa hubungi saya langsung *okeinijualan*. Kami juga membuat fan page di Facebook yaitu Totebag, yang ini pure dibuat sebagai komunitas para pecinta tote bag dan sebagai bentuk kampanye untuk mengurangi pemakaian kantong plastik yang tidak ramah lingkungan. Silakan di-like jika berkenan ya. Dan ditunggu pesanan tote bag-nya :) *ditimpuk tas*

*binangkit adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda yang bisa diartikan kreatip, saya juga baru tau tentang ini dari Mita :3

Friday, June 8, 2012

Raosna Sambel 'Eco Raos'

Setahun kemudian dari sejak pertama kali mencoba, saya kembali ke Eco Raos yang ada di bilangan Komplek IPB Baranangsiang, Bogor. Masih bersama Uyuy dan masih bercerita tentang orang yang sama *ups*.
Satu-satunya hal yang lekat dalam ingatan sejak mencicipi Ayam Gepuk Remuk Tulang khas Eco Raos ini adalah bukan pada ayamnya, melainkan SAMBALnya yang SUPER PEDAS. Bukan berarti ayamnya ngga enak, tapi bukankah kelezatan sebuah ayam goreng bergantung pada sambalnya? Menurut saya sih :9

  
Kalau dilihat dari penampakannya, Ayam Gepuk ini memang tampak biasa saja. Ayamnya kecil, begitu kalau kata Uyuy. Tapi begitu si ayam dicolek ke sambal, mmm... PEDES BANGET TAPI ENAK! Kalau doyan pedas seperti saya, sepedas apapun sambal ini -bahkan sampai bikin bercucuran air mata- tetep bikin nagih sampai suapan terakhir. Dan jangan khawatir kalau habis karena sambalnya disediakan setoples penuh di depan mata jadi bisa nambah lagi dan lagi :D 
Jadi buat Anda penyuka pedas, ini adalah salah satu yang saya rekomendasikan untuk dicicipi. Tempat yang saya sambangi ini adanya di Komplek IPB Baranangsiang IV Blok B No. 1, Tanah Baru, Bogor. Tidak jauh dari fly over yang ada di atas gerbang tol Bogor. Dan kalau suka otak-otak, tepat di samping pintu masuk Eco Raos juga ada Otak-Otak Bakar favorit Uyuy yang rasanya ngga kalah enak. Bisa dipesan buat appetizer sambil curhat dan nunggu ayamnya datang :))
Wilujeng ngaraosan!

Thursday, May 17, 2012

Her Second Graduation


Gedung-gedung ini masih tampak sama dengan tiga tahun yang lalu saat saya pertama kali memandangnya dari bawah atap JCC (Jakarta Convention Center). Bedanya adalah, dulu semuanya terasa asing. Sedangkan sekarang, ada sedikit rasa rindu di sana. Rindu akan kehidupan metropolitan yang pernah saya jalani setahun lamanya. Ya, siapa sangka kalau sebulan setelah pertemuan saya dengan gedung-gedung itu takdir menggiring saya untuk berada dalam satu kota bersama mereka. Dan siapa yang mengira kalau tiga tahun kemudian saya akan kembali menatap mereka dari bawah atap JCC dalam sebuah tujuan yang sama, menemani wisuda sahabat saya sejak SMA, Intan.   


Tiga tahun yang lalu. Tiga tahun kemudian. Can you see the difference? Selain toganya Intan yang sekarang jauh lebih ribet, perbedaan lain yang paling terlihat jelas adalah senyum kami yang dulu kaku kini terlihat lebih ceria. Entahlah. Padahal beban hidup jauh terasa lebih berat sekarang dibanding dulu :p

Finally, happy graduation Intan Mutia Rizki Putri, S. Kom, MMSI. So proud of you, dear! Congratulations and best wishes for your future life :*

*Mmm sebenarnya ada satu lagi perbedaan antara dulu dan sekarang. Dulu pulang dari Jakarta ada yang ngajak saya janjian buat nonton di Galaxy. Sekarang ga ada :( #okebye*

Wednesday, May 16, 2012

Yang Enak dari Cihideung


Akhirnya kembali lagi ke sini setelah kira-kira setahun yang lalu diajak nyicip untuk pertama kalinya bareng kang Erland dan teh Ela. Dan baru tahu kalau ternyata namanya adalah Toge Goreng Pak Abung, karena selama ini saya menyebutnya Toge Goreng Cihideung saja :D
Sebagai warga Bogor (iya, Bogor Coret), saya bukanlah orang yang sering menyantap makanan khas kota Hujan ini. Jadi kalau ditanya 'toge goreng yang enak di mana?', maka saya tidak tahu jawabannya. Tapi kalau harus merekomendasikan, maka toge goreng ini adalah salah satunya. Porsinya pas dan rasanya nggak aneh-aneh. Maksud 'aneh-aneh' di sini adalah: tahu dan tauconya nggak asem, ketupatnya nggak lembek, togenya nggak kematengan, dan yang penting disajikan selagi hangat. Emang ada yang jual toge goreng dingin? Ada. *kurang anget maksudnya, banyak airnya lagi :|*


Dan yang terpenting dari Toge Goreng Pak Abung ini adalaaah: harganya LIMA RIBU saja, hohoo. Yuk, yang minat saya tunjukin jalannya:
Jadi kalau dari arah kota Bogor, bergeraklah menuju Sukasari -> Lawang Gintung (Batutulis) -> sampai akhirnya belok kiri ke arah Cipaku. Ikuti terus jalan utamanya sampai ke daerah Cihideung, nanti warung togenya ada persis di sebelah kiri jalan, sebrang masjid, menyatu dengan tukang buah, dan berdekatan dengan penjual sate maranggi. Jangan membayangkan warung besar lengkap dengan kursi dan meja ya, karena warung toge Pak Abung berdiri dengan sangat sederhana layaknya rumah panggung jaman baheula dan kita akan berlesehan ria di atasnya.

Nah, kalau yang merasa jaraknya kejauhan hanya untuk sepiring toge goreng, khusus buat penggemar durian tinggal maju sedikit lagi dari situ maka akan bertemu dengan Warso Farm. Dan konon dekat kebun duren itu juga ada Laksa Cihideung yang terkenal enak. Tapi sampai sekarang saya belum berhasil nyicip karena selain nggak ngerti tempatnya di sebelah mana, katanya laksa ini hanya dijual dipagi hari dan sering cepat habis pula. Semoga suatu hari kesampaian buat nyobain laksanya ya, nanti saya bagi-bagi lagi ceritanya :)

Monday, May 14, 2012

Sebuah Sore di Bodogol

Hampir dua puluh lima tahun tinggal di kecamatan Cigombong (sebelumnya Cijeruk, red), belum pernah sekalipun saya menginjakkan kaki ke Bodogol, tempat konservasi alam yang ada di Lido sana. Maka sebelum merasa gagal jadi orang Cigombong, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ketika teman saya, Ucu, mengajak ke sana. Dan di sore hari yang mendung setelah gerimis itu pun kami berangkat bersama Herlan, salah satu kuncen Bodogol :p

Perjalanan pun dimulai. Setelah menelusuri Lido Resort, tibalah kami di ujung jalan yang merupakan pertigaan di mana ke arah kirinya adalah jalan menuju Bodogol. Kira-kira tidak sampai 100 meter kemudian, kami sudah berada di jalanan berbatu yang berada dalam areal kebun jagung. Dan belum apa-apa, saya sudah disuguhi pemandangan cantik ini dari sisi kiri jalan. Wow!


Errr dan pelan tapi pasti jalanan berbatu yang tadi saya bilang pun berubah jadi tanah becek yang sama sekali tidak rata. Alamakkk, ini mah curiga offroad! Mobil mulai miring ke kiri dan ke kanan. Dan ini pun adalah pengalaman pertama buat saya. Jadi sambil (tetep) foto-foto dan pasang tampang (sok) tenang, dalam hati saya zikir karna biar bagaimanapun di sebelah kiri terbentang semacam jurang yang menganga. Ban keserimpet dikit dan mobil jadi miring banyak ke kiri kan wassalam :|


Ratusan meter kemudian, setelah berhasil melewati jalanan yang makin menggila dan harus bagi-bagi jalur dengan truk pengangkut jagung yang dengan manisnya memakan badan jalan, kamipun sampai... di pintu gerbang. Alias portal. Di sini pemandangannya masih keren. Jadi sambil melepas lelah, alangkah baiknya kalau kita foto-foto dulu :3


Kemudian perjalanan pun masih harus berlanjut untuk mencapai pintu gerbang utama. Di sini kami mulai memasuki areal hutan dengan pohon-pohon tinggi di kanan kiri jalan. Suasana menggelap dan agak sedikit spooky, sampai saya ga berani foto-foto. Apalagi Herlan cerita kalau di salah satu ruas jalan dia dan ketiga temannya pernah mengalami kejadian di mana handphone mereka sama-sama bunyi padahal semuanya sudah dinonaktifkan --" *tabok Herlan*

Yak, ini dia gerbang utamanya. "Selamat Datang di PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM BODOGOL Taman Nasional Gunung Gede Pangrango". Horeeeeeee \(^o^)/


Datang ke sini disambut gerimis. Tapi berhubung hari semakin sore dan saya tidak ingin bermalam di tempat yang tidak berlistrik ini, perjalanan pun nekat dilanjutkan setelah istirahat sejenak. Dengan boots dan binocular pinjaman, saya siap mengarungi Bodogol dan menuju jembatan kanopi yang diidam-idamkan selama ini.

Sambil jalan, Pak Ucu dan Pak Herlan cerita-cerita tentang kawasan ini. Jadi sebagai tempat konservasi, Bodogol merupakan hutan lindung di mana masih banyak terdapat hewan-hewan semacam Macan Tutul, Elang Jawa, Owa dan sebagainya. Dan biasanya mereka sudah punya jalur sendiri-sendiri untuk melintas. Jadi ga usah khawatir, kalau kita ke sananya bareng pemandu, insya Allah mereka sudah hapal jalur-jalurnya sehingga ga usah takut tiba-tiba diseruduk babi misalnya. Lagipula, menurut Pak Herlan, mereka juga ngga mau kok ketemu kita (baca: manusia). Istilahnya, berbeda dengan kita yang beruntung saat ketemu mereka, hewan-hewan itu justru merasa sial saat ketemu kita. Kenapa dikatakan beruntung? Karena kebanyakan orang datang ke Bodogol untuk penelitian, jadinya pasti ngarep banget lah bisa ketemu mereka. Dan itulah kenapa sepertinya jalanan menuju ke Bodogol pun dibiarkan jelek karena memang sengaja agar tidak mengundang terlalu banyak wisatawan yang nantinya dikhawatirkan mengganggu ekosistem dan ketentraman hewan-hewan di sana. Bahkan sekarang jalur menuju Gunung Gede dan Pangrango-nya sendiri juga sudah ditutup agar para pendaki tidak bisa naik dari sini.

Ini adalah shelter pertama yang saya jumpai. Tidak terlalu jauh dari tempat pertama kali kami jalan tadi jadi belum terlalu capek. Tapi tempat ini tidak boleh dilewatkan karena view-nya yang luar biasa indah. Kalau beruntung, mungkin kita bisa melihat Elang Jawa melintas nun jauh di atas sana.


Sebelum hari semakin gelap, perjalanan pun kami lanjutkan kembali. Jalanan yang cenderung menurun makin membuat saya semangat (tapi sambil kepikiran nanti pas pulangnya gimanaaa...). Ditemani suara tongeret yang selalu terdengar merdu di telinga saya, langkah demi langkah di hutan ini terasa sangat menyenangkan. Rasanya sudah lama tidak bersentuhan langsung dengan alam liar semacam ini.

Daaan inilah Jembatan Kanopi alias Canopy Trail yang terkenal itu. Tingginya kira-kira 25 m dan panjang 100 m *hasil googling* *gagal mendapat informasi akurat dari sang pemandu*. Horeee akhirnya sampai juga ke sini! Resmi sudah saya jadi warga Cigombong :'))

   
Petualangan singkat kami pun berakhir di sini. Hari sudah maghrib dan kami tidak membawa penerangan kecuali handphone yang sudah lowbat. Maka sisa perjalanan yang menanjak itu pun dilalui dengan ngos-ngosan *pasti akibat kurang olahraga* dengan senter dari hp yang batrenya sekarat. Untungnya pula sempat menolak ajakan Ucu untuk istirahat di tikungan karena ternyata konon itu adalah jalur babi. Grok!

Yay, itulah sedikit cerita saya tentang jalan-jalan sore ke Bodogol. Ternyata masih ada tempat keren di dekat rumah yang belum pernah saya kunjungi seperti ini. Semoga suatu hari bisa kembali ke sana saat Bodogol berada dalam keadaan lebih terang sambil menyaksikan Elang Jawa melayang-layang di udara. Tapi cukup Elang Jawa-nya aja, ga pake selendang terbang yang sempat dilihat Herlan saat kami mau pulang. Hiiiy...

Monday, May 7, 2012

Mencicipi 'Makanan Biru'

Seminggu yang lalu saya berkesempatan mencoba Sushi Miya8i yang ada di bilangan Depok, tepatnya di ruko sebelah kanan dari gerbang kampus Gunadarma. Sebenarnya lidah saya sedikit kurang cocok dengan makanan  yang berbau-bau Jepang seperti ini (dan sepertinya perut saya juga). Tapi mencoba tempat makan baru yang sedang happening saya pikir tidak ada salahnya. Maka berangkatlah saya dan teman-teman menggunakan kereta menuju stasiun Pondok Cina.
Sekilas tempatnya biasa saja, di sebuah ruko berlantai dua dengan nuansa merah baik luar maupun dalam. Ditambah letaknya yang persis berada di pinggir jalanan Margonda Raya yang ramai dan panas, jangan harap bisa dapat suasana layaknya musim semi yang penuh Sakura di mana-mana. Tapi lumayan nyaman kok, dan yang penting ada colokan hohoo...
Untuk makanannyaaa -maaf saya tidak mencatat detail namanya-, intinya dari menu yang dipesan oleh saya dan teman-teman rasanya tidak mengecewakan, bahkan untuk yang bukan penggemar sushi seperti saya sekalipun. 


Yang melingkar-lingkar di pojok kiri atas itu, sushi goreng dengan isi tuna di dalamnya. 
Kalau yang panjang seperti ulat di bawah adalah sushi mentah (Sashimi ya? Ga ngerti hehee...). Not bad, buah-buahannya bikin seger, tapi saya tetep kurang suka, dan menu inilah yang saya tuduh menjadi penyebab mual berkepanjangan sepulang dari sana :D
Nah, yang di pojok bawah, gambarnya kecil tapi itulah yang menurut saya paling recommended. Sushinya digoreng (atau dibakar ya?), isinya daging kepiting, ada lelehan keju di atasnya dan pas digigit kerasa banget kriuk-nya :9
Dessert, saya selalu suka dessert, terutama es krim seperti di pojok kanan atas sana. Tapi ngomong-ngomong itu es krim apa ya, kacang merah mungkin? Hahaa maap ya ga jelas review-nya! Tapi yang pasti itu enak, dan jangan lupa dimakan sebelum mencair karna ada semacam lapisan roti di kedua sisinya, jadi kalo udah mencair ga asik, bok.

Begitulah sekilas cerita saya tentang Sushi Miya8i. Biar bagaimanapun saya berharap artis-artis ganteng yang konon jadi pemiliknya itu berkenan untuk membuka cabangnya di Bogor. Karna selain harganya cukup terjangkau (paling mahal 29000 kalo ga salah), menunya juga lumayan beragam jadi bikin penasaran buat mencoba yang lainnya.

Jadiii ada yang mau traktir saya buat nyoba Makanan Biru ini lagi? Kenapa 'makanan biru'? Karna ini sushi, bukan film :p

Sunday, May 6, 2012

Kado Istimewa

Ini adalah bingkisan maya istimewa nan mengharukan yang saya dapat dari dua orang teman saat menginjak usia seperempat abad kemarin.

Yang pertama berupa puisi tanpa tagar dari Ade Julizar di blognya berjudul Selamat Ulang Tahun, Kakak! :


Lalu kemudian sebuah video dari neng Mita yang lagi hobi-hobinya bikin stop motion:


Baik-baik ya mereka. Semoga keduanya segera bertemu dengan jodoh masing-masing :')